oleh

Ketiadaan Alat Apheresis, PMI Kotim Kesulitan Pendonor Plasma Konvalesen

Riskon Fabiansyah, Anggota Komisi III DPRD Kotim.

JURNALKALTENG.COM,Sampit – Kesulitan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur mendapatkan pendonor darah penyintas Covid -19/ Plasma Konvalesen untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit dalam rangka penanganan medis pasien covid 19 mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi III DPRD Kotim,Riskon Fabiansyah.

Dijelaskan Riskon, Dari hasil kunjungan ke Kantor PMI, diketahui bahwa PMI Kotim saat ini kesulitan untuk mendapatkan pendonor plasma konvalesen,padahal tranfusi darah penyintas covid 19 ini sangat diperlukan untuk penanganan pasien covid 19,terutama bagi pasien katagori sedang dan berat.

Selain minimnya pendonor plasma konvalesen,kendala lainnya adalah PMI Kotim tidak memiliki alat khusus untuk pengambilan plasma konvalesen dari penyintas covid 19, sehingga donor plasma konvalesen hanya dilakukan secara manual, berbeda dengan PMI di palangka raya dan Pangkalan bun yang sudah memiliki alat Apheresis yang berfungsi untuk memisahkan sel darah putih,trombosit,dan plasma konvalesen.

Tidak hanya Apheresis, PMI Kotim juga tidak memiliki alat penyimpanan khusus untuk plasma konvalesen,sehingga plasma konvalesen yang diambil dari pendonor hanya mampu bertahan selama 24 jam.Tetapi jika menggunakan alat penyimpanan khusus, maka plasma konvalesen mampu bertahan hingga 1 tahun.

“Hal ini harus mendapat perhatian serius,sebab ketersedian plasma konvalesen sangat dibutuhkan untuk penanganan medis pasien covid 19” ujar Riskon Fabiansyah,Senin 23 Agustus 2021.

Menurut Riskon,Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan harus segera mencarikan solusi atas permasalahan ini,terutama terkait masalah minimnya minat pendonor plasma konvalesen.

Lebih jauh Riskon mengatakan, Dikotim ini tentunya ada banyak warga terkonfirmasi covid 19 yang sudah dintakan sembuh,tinggal bagaimana Pemkab melalui Dinas Kesehatan untuk mengajak mereka agar bersedia jadi pendonor plasma konvalensen.

“Untuk memancing minat pendonor,Pemerintah Daerah bisa memberikan reward atau bingkisan kepada setiap pendonor yang datang” papar Riskon.

Riskon merasa yakin jika pentingnya plasma konvalesen ini disosialisasikan dengan baik, tentu warga penyintas covid 19 tidak akan keberatan apabila di minta andil untuk mendonorkan darahnya

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed