oleh

Budidaya Madu Kalulut, Zainal Raih Omzet Puluhan Juta Perbulan

Zainal Abidin Petani Madu Kalulut Desa Tanah Mas

JURNALKALTENG.COM. Sampit – Potensi usaha budidaya lebah kelulut sangat menjanjikan, Pakan alaminya tersedia dengan melimpah. Tekhnik budidayanya pun sangat mudah dan tergolong murah. Dahulu madu dari hutan-hutan belantara Kalimantan memang terkenal, hal itu karena rimbanya menjadi “rumah” bagi berbagai jenis lebah. Hutan alaminya menyediakan madu, yang dipanen langsung dari alam. Tanpa perlu bersusah payah, rimba Kalimantan menyediakan madu murni dan alami. Namun, kini keberadaan sarang-sarang madu liar di pepohonan besar mulai berkurang seiring dengan degradasi hutan. Tingkat kerusakan hutan dan hilangnya pohon-pohon besar tempat bersarang koloni lebah liar membuat produksi madu alam terus menurun.

Namun dibalik itu, ada beberapa orang di berbagai penjuru Kalimantan berupaya membudidayakan lebah liar. Praktek pengambilan madu hutan secara turun menurun mulai berubah dengan membuat bududaya lebah di sekitar pemukiman. Mereka memilih jenis lebah liar bertubuh kecil untuk dibudidayakan. Orang Kalimantan mengenal lebah tak menyengat itu dengan nama lebah kelulut atau di beberapa daerah menyebutnya dengan lebah klanceng.

Zainal Abidin warga Desa Tanah Mas misalnya, mencoba beralih usaha dengan cara mebudidayakan madu kelulut yang memulai usahanya sejak 3 bulan lalu, sekarang sudah mulai menikmati hasil dari usahanya tersebut.

Awalnya Zainal hanya mencoba-coba dengan beberapa buah sarang yang didapatnya dari hutan disekitar Desa Tanah Mas, namun sekarang ia sudah memiliki 100 buah sarang Kelulut.

“Awalnya saya hanya mencoba-coba saja, namun sekarang sudah 100 buah sarang yang saya buat” katanya.

Menurut Zainal saat ini sudah 2 kali panen dengan penghasilan dari 3 – 4 buah sarang diperoleh 1 botol dengan masa panen per 15 hari.

“Sekarang saya sudah panen yang kedua, rata-rata 3-4 sarang didapat hasil 1 botol ukuran besar” tuturnya.

Dari hasil usaha ternak madu Kelulut Zainal bisa memperolah hasil puluhan juta setiap bulanya dari 2 x panen, dengan harga 1 botol Rp. 250.000, jika dibagi dalam kemasan botol kecil bisa mencapai Rp. 450.000,. (Tim)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed