oleh

Pengemis Jalanan Kembali Marak di Sampit

Salah seorang anak jalanan yang mengamen di perempatan lampu merah jalan HM. Arsyad-Pelita Kota Sampit. Kamis 21 Oktober 2021.

JURNALKALTENG.COM.Sampit-Dalam satu bulan belakangan ini, kehadiran anak jalanan, serta gelandangan dan pengemis mulai masif di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan modus beragam macam.

Ada yang berkeliling membawa proposal dengan alasan membangun masjid, ada yang meminta sumbangan untuk pesantren, dan ada pula yang menjadi pengamen di perempatan lampu merah.

Ironisnya lagi, mereka yang melakukan pekerjaan itu adalah anak-anak yang diduga dikendalikan oleh oknum yang sengaja mengendalikan bocah malang tetsebut.

“Saya lihat mulai marak lagi anak-anak yang mengamen di perempatan lampu merah HM Arsyad ini. Sangat rawan anak seusia mereka berada di jalan raya, apa lagi di lampu merah,”kata Aisyah, salah seorang warga Sampit. Kamis 21 Oktober 2021.

Hal senada juga diungkapkan Devi seorang warga yang prihatin melihat anak-anak tersebut seperti dipekerjakan dengan sengaja.

Pola kerjanya juga seperti diatur dan diawasi, bahkan sering terlihat sekitar pukul 14.00 Wib sampai pukul 15.30 Wib. Terdapat sekitar 2 atau 4 anak dengan bergantian melakukan pekerjaan mereka mengemis dengan modus mengamen.

“Kalau saya perhatikan, sering terliat ada dua orang anak remaja yang selalu mengawasi anak-anak itu tidak jauh dari lampu merah. Mereka duduk bersembunyi dibelakang gerobak jualan orang,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kotim Yunus, saat dikonfirmasi media ini beberapa waktu lalu, mengungkapkan jika memang sengaja ada yang mengendalikan anak-anak tersebut sengaja dipekerjakan, maka audah termasuk eksploitasi.

“Kita sudah sering membina para oknum uang menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka, seperti ada yang dari Kabupaten Seruyan, Dari Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dan juga ada yang di Jalan Iskandar Kota Sampit ini. Dan kami duga kemungkinan orang-orang ini lagi yang mengemis di perempatan lampu merah itu,”ujarnya.

Motif yang kerap dilakukan oleh para gepeng maupun anjal ini, Kasus terakhir yang ditemukan oleh Dinsos yakni memang sengaja dipekerjakan orang tuanya, karena merasa enak mencari uang melalui pekerjaan itu.

“Untuk menertibkan mereka, kita Dinsos memang harus melakukan koordinasi bersama instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan juga Satpol PP yang bertindak menertibkan,”paparnya.

“Saat ini untuk bertindak kita masih terkendala anggaran, dan juga menunggu Perda yang masih digodok jadi,”tandasnya. (YhY).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed